Vaksin Covid-19 yang Ada Sekarang Lemah Lawan Omicron? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian Omicron pada beberapa kasus global berhasil mengalahkan tubuh manusia yang sudah divaksin dua dosis. Artinya, varian dengan kode B.1.1.529 tersebut cukup kuat.
Karakteristik lain dari varian yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan itu adalah memiliki mutasi yang sangat banyak dan dipercaya menyebar lebih mudah ke manusia.
Peneliti di Afrika Selatan pun kini tengah menguji vaksin yang ada sekarang apakah tetap mampu melawan varian Omicron atau tidak.
Profesor Penny Moore dari University of the Witwatersrand dan National Institute for Communicable Disease di Afrika Selatan mengatakan, pseudovirus atau virus yang tidak berbahaya dan tidak bereplikasi akan direkayasa serupa dengan mutasi Omicron.
Dari situ, penelitian akan dilakukan dengan memasukkan pseudovirus tersebut ke tubuh orang yang sudah divaksin lengkap dan penyintas Covid-19 untuk melihat apakah pseudovirus yang bertemu dengan antibodi dapat menetralkan virus atau tidak.
Uji laboratorium melibatkan beberapa vaksin Covid-19 yang kini tersedia meliputi Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson. Sementara itu, tes pada plasma darah pasien pulih akan membantu menjelaskan risiko ulang dari Omicron.
"Laporan awal dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa infeksi ulang banyak terjadi pada mereka yang terpapar Omicron dibandingkan paparan varian Delta. Namun, masih perlu banyak data untuk memastikannya," papar laporan The Guardian, dikutip Selasa (30/11/2021).
Studi ini diharapkan hasilnya keluar 2 minggu mendatang, untuk menjelaskan apakah vaksin yang ready saat ini mampu melawan Omicron atau tidak. Jika tidak, tentu perlu dilakukan pembuatan ulang vaksin supaya bekerja sangat baik melawan Omicron.
Di sisi lain, peneliti di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Durban tengah meneliti lebih lanjut soal varian Omicron yang diambil langsung dari tubuh orang yang terinfeksi baru-baru ini di Gauteng, Afrika Selatan. Virus Omicron yang terkumpul nanti akan diuji langsung pada plasma orang yang sudah divaksin ataupun orang yang sembuh dari Covid-19.
Karakteristik lain dari varian yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan itu adalah memiliki mutasi yang sangat banyak dan dipercaya menyebar lebih mudah ke manusia.
Peneliti di Afrika Selatan pun kini tengah menguji vaksin yang ada sekarang apakah tetap mampu melawan varian Omicron atau tidak.
Profesor Penny Moore dari University of the Witwatersrand dan National Institute for Communicable Disease di Afrika Selatan mengatakan, pseudovirus atau virus yang tidak berbahaya dan tidak bereplikasi akan direkayasa serupa dengan mutasi Omicron.
Dari situ, penelitian akan dilakukan dengan memasukkan pseudovirus tersebut ke tubuh orang yang sudah divaksin lengkap dan penyintas Covid-19 untuk melihat apakah pseudovirus yang bertemu dengan antibodi dapat menetralkan virus atau tidak.
Uji laboratorium melibatkan beberapa vaksin Covid-19 yang kini tersedia meliputi Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson. Sementara itu, tes pada plasma darah pasien pulih akan membantu menjelaskan risiko ulang dari Omicron.
"Laporan awal dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa infeksi ulang banyak terjadi pada mereka yang terpapar Omicron dibandingkan paparan varian Delta. Namun, masih perlu banyak data untuk memastikannya," papar laporan The Guardian, dikutip Selasa (30/11/2021).
Studi ini diharapkan hasilnya keluar 2 minggu mendatang, untuk menjelaskan apakah vaksin yang ready saat ini mampu melawan Omicron atau tidak. Jika tidak, tentu perlu dilakukan pembuatan ulang vaksin supaya bekerja sangat baik melawan Omicron.
Di sisi lain, peneliti di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Durban tengah meneliti lebih lanjut soal varian Omicron yang diambil langsung dari tubuh orang yang terinfeksi baru-baru ini di Gauteng, Afrika Selatan. Virus Omicron yang terkumpul nanti akan diuji langsung pada plasma orang yang sudah divaksin ataupun orang yang sembuh dari Covid-19.
(tsa)